1.1 Kedudukan teori ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi
Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Dengan semakin majunya peradaban manusia , manusia semakin cerdas dan
semakin banyak alat capital yang mereka miliki. Yang semua ini
menigkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan
jasa-jasa yang selanjutnya digunakan oleh mereka untuk memenuhi
kebutuhan mereka.Akan tetapi
meningkatnya kemampuan ini hampir senantiasa diikuti bahkan didahului
oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru.Peningkatan ini sedemikian
pesatnya sehingga bangsa yang paling maju sekalipun masih pula merasakan
keterbatasan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka yang semakin
beragam.Menghadapi kenyataan ini maka manusia bertendensi untuk bersikap
rasional. Yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan , mereka akan
memilih pilihan yang mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya dari
alat pemuas kebutuhan tertentu. Atau memilih pilihan yang menurut
perhitungan mereka memerlukan korban yang paling kecil diantara
pilihan-pilihan lain untuk maksud pemenuhan kebutuhan tertentu.Masalah ekonomi timbul sebagai adanya berbagai jumlah dan ragam kebutuhan manusia yang sangat banyak, dan alat pemuas kebutuhan sangat relative dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut.
Dari jaman pra sejarah sampai jaman modern saat ini belum pernah ditemukan suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagai alternative pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relative terbatas inilah yang kita sebut ilmu ekonomi pemuas atau economics.
EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.
Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
– Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
– Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.
– Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.
1.2 Ruang lingkup teori ekonomi mikro
Ruang Lingkup Teori Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro
adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-kegiatan
ekonomi secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari
masalah-masalah ekonomi atau secara disagregat.Seperti misalnya
kehidupan/kegiatan suatu perusahaan, tingkat harga dan upah, alokasi
factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Peranan Matematika dalam Teori Ekonomi Mikro :Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.
Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian.
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan, tetapi lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan dan meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak mengandung variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori dapat dilakukan lebih singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis, meskipun penggunaan analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak dicapai
1.3 Asumsi teori ekonomi mikro
Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan menggunakan asumsi-asumsi.Dan
asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam arti dipakai
oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi makro;
ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori
ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk
bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu
ekonomi makro.Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.
A. Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori ekonomi lainnya :
Asumsi Rasionalitas.
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi.Pelaku ekonomi yang
diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau
economic man.Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam
bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha
memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan
sebutan utility maximization assump tion. Sebaliknya dalam teori rumah
tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi bahwa
rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit
maximization assumption.
Asumsi Ceteris Paribus.
Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal
atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang
dikehendaki oleh asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah
variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan
variabel-variabel lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam
model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya
ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Asumsi Penyederhanaan.
Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya
permasalahan, agar supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan
difahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan lebih
lanjut.Misalnya saja menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang
clihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi,
nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X, penggunaan analisa
indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam barang yang
bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita
menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau
jasa.
Asumsi Khusus Ekonomi Mikro :
Sebetulnya
tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi mikro,
dalam arti tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal
ini kiranya mudah difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk
perilaku perekonomian sebagai suatu keseluruhan tidak lain adalah
perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri, dengan demikian tidaklah
mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi makro banyak
menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi
mikro sebagai dasar analisanya.
Oleh
karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi
mikro, hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh
ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi
yang lain. Dengan menggunakan batasan ini kita dapat menyebut beberapa
contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro. Antara lain yang penting ialah
asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya hambatan atas proses
penyesuaian
Asumsi ekuilibrium parsial.
Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga
halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya
ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan
timbal-balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh
pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi
tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya cita rasa,
para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak
dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita membuat analisa
kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi
tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap
pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap
pola pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi
ekuilibrium parsial unsur pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.
Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.
Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang
mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu
diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment.
Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan
penyesuaian tersebut.Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi,
sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap
penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara
mengurangi kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun
tidak dapat dijamin bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut.
Misalnya saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z,
mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian tersebut.Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
1.4 alat analisis teori ekonomi mikro
ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
Ilmu
ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan
teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran teori=teori tersebut .yaitu
:
Peranan grafik dalam analisi ekonomi
Teori
dan penjelasan ilmiah memerlukan alat-alat agar dapat dengan mudah
di mengerti. Dalam ilmu ekonomi usaha untuk memberikan penerangan yang
lebih jelas mengenai teori-teori ekonomi dilakukan dengan bantuan
grafik dan kurva .
Sifat-sifat grafik
Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu datar dan sumbu tegak.Sumbu
datar adalah sumbu yang letaknya horizontal,sedangkan Sumbu tegak
adalah sumbu yang tegak lurus pada sumbu horizontal.pertemuan di antara
sumbu tersebut di namakan origin atau titik asal.
2. MASALAH EKONOMI
a. Kelangkaan sebagai sumber masalah
Kelangkaan Sumber Ekonomi
Inti
masalah ekonomi adalah keinginan yang tidak terbatas namun dengan alat
pemenuh kebutuhan yang terbatas. Alat pemuas kebutuhan berupa barang
atau jasa dengan sumber daya yang sudah tersedia. Sumber daya yang
tersedia bersifat terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dihadapkan dengan sumber-sumber yang bersifat terbatas
akan menimbulkan kelangkaasn sumber daya tersebut.
Contoh kelangkaan ekonomi:
1). Kelangkaan sumber makanan pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan sumber makanan pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) seperti bensin, solar, dan lain-lain.
Kelangkaan sumber ekonomi manusia dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Kebutuhan manusia memiliki 2 (dua) sifat yaitu sifat keberanekaan ragam dan tidak dapat di puaskan dengan barang atau jasa.Hal tersebut yang membuat kebutuhan manusia tidak terbatas.
Contoh
kebutuhan manusia yang tidak terbatas: 1). sesorang ingin memiliki
sepeda untuk mendukung ia melakukan aktifitasnya sehari-hari namun
sesudah memiliki sepeda Ia akan menginginkan sepeda motor untuk
mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan kemudian setelah memiliki sepeda
motor Ia akan menginginkan yang lebih seperti motor yang lebih bagus
ataupun Mobil.
b. 3 masalah pokok ekonomi
Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang:
Menurut Teori Klasik, yang dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :
1. PRODUKSI
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat dari suatu barang.
Karena
sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan yang hakiki,
maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan
manusia; sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok
ekonomi.
2. DISTRIBUSI
Distribusi
adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau
menyalurkan barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan
konsumen akhir/pemakai.
Yang
termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan,
pensortiran/pemilahan, pengepakan, penyimpanan/pergudangan,
pengangkutan, dll
Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
1. Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
2.
Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa
perantara, seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner,
makelar, pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai penyaluran
sangat dimungkinkan harga yang ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
3. KONSUMSI
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang.
Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.
2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan pemerintah, dll.
Menurut Teori Modern
Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
1.
Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor
produksi, maka harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi
sebanyak-banyaknya, maka harus dilakukan pemilihan barfang apa yang
harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
2.
Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari
ketersediaan sumber daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara.
Bagi negara maju akan menggunakan faktor produksi padat modal dengan
teknologi majunya, sementara bagi negara yang berkembang akan menerapkan
teknologi menengah tanpa mengesampingkan pendayagunaan sumber daya
manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang tinggi.
3.
Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu
ini, pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat
memenuhi kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang
terjangkau oleh masyarakat yang menjadi pangsa pasarnya.
Menurut
Richard Lipsey, menambahkan permasalahan perokonomian secara makro,
yaitu tingkat inflasi, tingkat pengangguran dan kapasitas produksi.
3. KEGIATAN EKONOMI
a. Putaran kegiatan ekonomi
b. Produksi
Kegiatan
produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena
menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi
akan menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha
memproduksi barang dan jasa agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
1. PENGERTIAN PRODUKSI
A. Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari
Setiap
hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhanya.
Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang
menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah
atau ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti
padi, jagung, keledai, tebu, dll.
Contoh kegiatan diatas disebut Produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
B. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomi
Menurut
ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang
atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau
kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.Perhatikan
contoh berikut.
a. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b. Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual
Berdasarkan
uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan
barang/jasa.
c. distribusi
Secara
garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran
yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan
kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1.
Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang
dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan
kepemilikan.
2.
Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara
fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran
kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat
di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang
fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi,
arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus
pemesanan.
Dalam
pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus
bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran
distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.
d. Konsumsi
Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam .manusia menginginkan agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi.alat
pemuas kebutuhan manusia yang terdiri dari barang dan jasa sangat
terbatas jumlahnya. “konsumsi adalah setiap kegiatan memakai,
menggunakan, atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan.”
Adapun
pengertian konsumsi dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi
langsung dan konsumsi tak langsung.Konsumsi langsung merupakan
pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan oleh penggguna barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman, dan
pakaian yang langsung dipakaioleh pengguna sementara itu, konsumsi tak
langsung merupakan pemakaina benda konsumsi berupa barang dan jasa yang
tidak secara langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang
contohnya, pembelian bahan baku pabrik yang akan diproses lebih lanjut
untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat
dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi
langsung.
4. FAKTOR PRODUKSI
Kegiatan
produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam
proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa
digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga
kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
a. Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam
di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun
rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa maupun faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
c)
Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained
labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada
rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani
c. Distribusi
Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual barangb sampai ke tangan konsumen
@ Macam-macam :
1. Distribusi pendek/ distribusi langsung (produsen-konsumen)
2.
Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari
produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu
sendiri.
3. Distribusi panjang/ distribusi tidak langsung (produsen-distribusi-konsumen)
Lembaga distribusi Adalah orang / badan usaha yang menjadi perantara antara produsen dan konsumen.
@ Lembaga distribusi dapat digolongkan menjadi :
1.
Pedagang, adalah lembaga distribusi yang melakukan pekerjaan membeli
hasil produksi untuk dijual kembali atas tanggung jawab sendiri.
Pedagang dapat dibedakan menjadi :
(a)
Pedagang besar atau grosir (whoseller) yaitu pedagang yang membeli
barang dalam jumlah besar dan menjualnya kembali ke para pengecer
(b) Pedagang kecil / eceran (retailer)
2.
Perantara khusus, adalah lembaga yang menyalurkan barang dari produsen
ke konsumen namun tidak bertanggung jawab apabila barang yang disalurkan
tersebut tidak laku. Perantara khusu terbagi dari :
(a) Agen,
(b) Lembaga
(c) Komisioner
(d) Importir
(e) Eksportir
d. Konsumsi
Kegiatan
manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa (baik
mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa) untuk
memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Contoh kegiatan konsumsi antara lain : makan,naik kendaraan umum, menonton tv, membaca buku, dll
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
· Tingkat pendapatan masyarakat
· Selera konsumen
· Harga barang, baik harga barang itu sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter
· Tingkat pendidikan masyarakat
· Jumlah keluarga
· Lingkungan alam
5. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
5.1 pengertian permintaan dan penawaran
~Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
~Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang dijual atau jasa yang akan dijual atau
ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga.
5.2 hukum permintaan dan penawaran
~
Hukum permintaan berbunyi, “Jumlah barang yang diminta akan selalu
berbanding terbalik dengan harganya, artinya jika harga barang naik,
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan jika harga barang
turun, maka jumlah barang yang diminta akan bertambah.
~
Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan
selalu terbanding lurus dengan harganya / artinya jika harga barang
naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika
harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan berkurang.
5.3 faktor-faktor yang mempengaruhi
~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat
ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan / penghasilan konsumen
Orang
yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang
mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga dimasa depan
Barang
yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau
membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika
flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan
sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun
suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat
tinggi dibandingkan bulan lainnya.
~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika
biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan
membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut
tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku
terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan
biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan
yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented)
akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga
harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan
menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan
tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk
menarik minat konsumen.
3.
Pajak Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi
sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan
konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkap
Jika
ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga
terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga dimasa depan
Ketika
harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan
diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa
menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai
faktor.
5.4 tabel/skala permintaan dan penawaran
contoh tabel dari pasar buah manga :
5.5 kurva permintaan dan penawaran
~ Kurva Permintaan :
~ kurva Penawaran
5.6 fungsi permintaan dan penawaran
A. Fungsi Permintaan
Fungsi
Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang
digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga.fungsi
permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang
naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya
apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut
meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta
memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan
(b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
Qd = a – bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < 0
untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp.
7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi 600Kg, buatlah
fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
y – y1 x – x1
—— = ——–
y2 – y1 x2 – x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P – P1 Q – Q1
——- = ——–
P2 – P1 Q2 – Q1
mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
P – 5.000 Q – 1000
———————– = —————-
7.000 – 5.000 600 – 1000
P – 5.000 Q – 1000
———————– = —————-
2.000 -400
P – 5.000 (-400) = 2.000 (Q – 1000)
-400P + 2.000.000 = 2000Q – 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 – 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 – 400P)
Q = 2000 – 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 – 0,2
B. Fungsi Penawaran
Fungsi
penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di
pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi
penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak
barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang
naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap),
maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila
harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi
dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang
ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi
penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada
saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A
mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut
buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P – P1 Q – Q1
——– = ———
P2 – P1 Q2 – Q1
P – 3.000 Q – 100
————– = ————-
4.000 – 3.000 200 – 100
P – 3.000 Q – 100
————– = ————-
1.000 100
(P – 3.000)(100) = (Q – 100) (1.000)
100P – 300.000 = 1.000Q – 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan
harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan
harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen
dipasar.
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi
permintaan Qd = 10 – 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 – 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 – 0,2(30)
Q = 10 – 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
6. Mekanisme pembentukan harga pasar
A. PENGERTIAN HARGA PASAR
-
Harga pasar atau Harga keseimbangan adalah Harga yang disepakati oleh
pihak penjual dan pihak pembeli pada tingkatan harga tertentu.
- Pada tingkatan harga tertentu, jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
- Terbentuknya harga ditentukan berdasarkan hukum ekonomi ( hukum permintaan dan hukum penawaran ) yaitu sebagai berikut :
1. Harga akan tetap jika permintaan seimbang.
2. Permintaan makin bertambah, jika harga turun, penawaran akan berkurang
jika harga makin turun.
3. Makin banyak permintaan, harga makin tinggi, makin banyak penawaran,
harga makin rendah.
B. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR
- Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses tawar – menawar antara penjual dan pembeli.
-
Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa
terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat
terjual.
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi kelebihan penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
-
Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan
satu – satunya faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan
penawaran dari penjual.
- Faktor – Faktor yang mempengaruhi harga pasar :
1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang atau
jasa terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen.
5. Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli konsumen
Tetap atau berkurang
- Peranan Harga pasar dalam perekonomian :
1. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Membantu menentukan penawaran.
3. Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
- Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
2. Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
3. Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi.
- Kurva Keseimbangan penawaran dan permintaan :
Harga ( P )
|
Permintaan
|
Penawaran
|
Rp 2500
|
5
|
20
|
Rp 2000
|
10
|
15
|
Rp 1500
|
12
|
12
|
Rp 1000
|
15
|
10
|
Rp 500
|
20
|
5
|
7. ELASTISITAS
7.1 Elastisitas Permintaan
Dalam ilmu ekonomi,
elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED) adalah
ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan
harga.
Elastisitas
permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan
barang terhadap perubahan harga.Ketika harga sebuah barang turun,
jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah
harganya, semakin banyak benda itu dibeli.Elastisitas permintaan
ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen
perubahan harga.Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan
nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan
elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi
oleh besar-kecilnya harga.Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas
kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh
besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan
atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena
nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga
sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor
sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
koefisien
|
Elastisitas
|
n = 0
|
Inelastis sempurna
|
0 < n < 1
|
Inelastis
|
n = 1
|
Elastis uniter
|
1 < n < ∞
|
Elastis
|
n = ∞
|
Elastis sempurna
|
Untuk barang-barang normal,
penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah permintaan.
Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah
barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.Barang dan
jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik,
misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada
barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi
bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun
biayanya.Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut.
meskipunpermintaan
inelastis sering diasosiasikan dengan barang “kebutuhan,” banyak juga
barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak
“membutuhkannya.” Permintaan terhadap garam,
misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat
membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan adalah:
atau menggunakan kalkulus differensial:
atau bisa juga:
dimana:
= harga
= jumlah
= jumlah permintaan
= harga permintaan
= -
= -
7.2 Elastisitas penawaran
Elastisitas
penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah
ketika harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk
prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari
satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1.
Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan
harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1.
Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan
harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.
Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga
tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan
tidak ada limit kapasitas produksi.
7.3 Elastisitas Permintaan silang
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas
permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta
atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
7.4 Elastisitas pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas pendapatan
adalah perubahan dalam permintaan sebagai akibat dari perubahan dalam
pendapatan. Misalnya, apabila karena pendapatan meningkat 10%,
permintaan suatu barang meningkat 20%, maka elastisitas pendapatannya
adalah 20%/10% = 2.
RUMUS
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
8. KEBIJAKSANAAN PENETAPAN HARGA OLEH PEMERINTAH
8.1 Kebijakan penetapan harga eceran terendah (floor price)
PENGERTIAN FLOOR PRICE
• Harga dasar : merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
• Penetapan
harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan
harga pasar produk yang dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga
pendapatan para produsen terancam.
• Untuk melindungi para produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan menetapkan harga minimum atau Harga Eceran Terendah.
• Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut Harga Dasar
(Floor Price ).
(Floor Price ).
PENGARUH FLOOR PRICE TERHADAP PASAR
Sebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek samping.
@ Konsumen mendapatkan keadaan mereka sekarang harusSebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek samping.
membayar harga yang lebih tinggi untuk produk yang sama.
Sebagai hasilnya, mereka mengurangi pembelian mereka pada
produk tersebut atau keluar dari pasar secara total.
@ Di lain pihak, pemasok menemukan harga yang terjamin, harga
baru lebih tinggi daripada yang mereka pakai sebelumnya.
Sebagai hasilnya, mereka meningkatkan produksi.
Secara keseluruhan,
@ Berarti efek sekarang adalah adanya kelebihan pasokan (dikenal
sebagai “surplus”) dari produk di pasar. Untuk menjaga harga
dasar dalam jangka panjang. Harga keseimbangan ditentukan
ketika kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
JENIS-JENIS FLOOR PRICE
INELASTIS
• Jika kedua daerah arsiran tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut:
Arsiran
I : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun:biaya yang
dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar
S’ SFE’
Arsiran II:Pemberian subsidi kepada petani ;biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga,AEFB>S’SFE’
Jadi,subsidi lebih mahal daripada pembelian kelebihan.
ELASTIS
jika kedua daerah arsian tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut :
Arsiran 1 : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S’SFE’
Arsiran 2 : pemberian subsidi kepada petani : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk pemberian subsidi adalah sebesar AEFB
Sehingga AEFB < S’SFE’
jadi pembelian pemerintah lebih mahal daripada subsidi kepada petani
8.2 Kebijaksanaan penetapan harga eceran tertinggi (celling price)
PENGERTIAN CELLING PRICE
Price Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan dengan menurunnya penawaran barang di pasar.Price Ceiling efektif dalam melindungi konsumen dari gejolak harga yang tak terhingga.Pada
price ceiling, harga maksimum terdapat di bawah harga keseimbangan.
Dengan menurunnya harga jual, maka permintaan akan meningkat (hukum
permintaan). Kondisi ini mendorong permintaan terus bertambah, sehingga
jumlah barang yang diminta lebih tinggi dari barang yang ditawarkan
(shortage).
Cara mengatasi shortage
1. Penjatahan dengan sistem kupon
Kebijakan
ini menunjukan bahwa bukan hanya kekuatan uang yang mampu menggerakan
mekanisme pasar, tetapi uang dan kupon, sehingga permintaan akan
berkurang.
2. Pengeluaran stock persediaan beras
Persediaan
yang diperoleh dari hasil pembelian pada waktu panen dapat dikeluarkan
pada saat seperti ini. Pemerintah dapat menjual persediaan beras
sehingga kekurangan permintaan dapat dipenuhi.
3. Impor
Untuk
mengatasi kekurangan terhadap jumlah barang yang diminta pemerintah
dapat melakukan impor barang dari luar negeri, kebijakan ini dapat
dilakukan apabila kebijakan pemerintah dalam pembelian hasil yang
disimpan dalam bentuk stock tidak mencukupi.
8.3 Kombinasi kebijakan floor price dan celling price
Pada dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan waktu yang bersamaan.Dua
kebijakan tersebut terjadi secara bertahap. Dimana pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan floor price untuk melindungi produsen saat
terjadi kemerosotan harga yang dikarenakan kelebihan jumlah hasil
produksi. Lalu saat jumlah hasil produksi menurun, pemerintah menetapkan
kebijakan ceiling price.
Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang
dilakukan oleh pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain
itu antara produsen dan konsumen tidak merasa dirugikan karena
masing-masing mendapat harga yang sesuai.
9. TEORI KONSUMEN
9.1 Teori konsumen dengan pendekatan guna kardinal
Konsumen
Konsumen adalah pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai contoh:
• Pendapatan
• Selera konsumen
• Harga barang
Ciri-ciri pendekatan kardinal
• Dikatakan dalam pendekatan kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur
dengan satuan kepuasan. Misalnya: uang.
• Makin banyak yang dikonsumsi, makin besar kepuasan konsumen tersebut.
• Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility.
• Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai dengan
uang.
Setiap
penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Semakin besar jumlah
barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat
kepuasannya.Pendekatan guna kardinal memiliki kelemahan berupa asumsi
kepuasan seseorang itu tidak realis.
Karena kepuasan masing – masing orang pada dasarnya adalah hal yang bersifat relatif.Namun
kelebihannya yang menonjol adalah mudahnya isi konsepsi pendekatan
kardinal untuk lebih dipahami: bahwa pendekatan kardinal mendahului
uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendaptan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan.
Konsumen
dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum
apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama
pada berbagai barang.
Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal utility merupakan ukuran kebahagiaan seseorang.
Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut:
U = f ( X1, X2, X3, … Xn)
Dimana “U” adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan X adalah jenis & jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU:
1. Total utility (kepuasan total) Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh
yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2. Marginal utility (kepuasan tambahan) Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU:
• Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
• Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
• Pendapatan
konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen
dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka
tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal harganya
melonjak
• Uang
mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran
dari tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak
konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
• Total utility adalah
additive dan independen. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang
dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak
dipengaruhi tindakan mengonsumsi barang X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.
9.2 Teori konsumen dengan pendekatan ordinal
Karakteristik kurva indefferen :
1. Berlereng/ slope negatif.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
SIFAT–SIFAT KURVA INDIFERENS :
1. Kurva Indiferens merupakan fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik – titik
diskrit, dan selalu melewati titik-titik kombinasi produk.
2. Bentuk kurva Indiferens memiliki slope negatif (menurun ke kanan) dan
cembung kearah titik pusat sumbu.
3. Kurva Indiferens yang terletak lebih jauh dari titik pusat menunjukkan
tingkat kepuasan total yang lebih tinggi, sehingga dua atau lebih kurva
indiferens tidak akan berpotongan.
Kombinasi seorang konsumen dalam mengkonsumsi 2 macam produk berbentuk cembung ke arah titik pusat sumbu dan menurun ke kanan.
Efek Pendapatan Dan Efek Substitusi
Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
Efek Pendapatan
Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau turunnya pendapatan riil.
Efek Substitusi
Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan atau kenaikan harga barang.
10. TEORI PRODUKSI
10.1 Teori produksi dengan satu input yang bersifat variable
A. Fungsi Produksi
Dalam
teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah
faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga
faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Produksi : Suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.
Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam teori ekonomi disebut “fungsi produksi”
Fungsi
Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi
dengan tingkat output yang dihasilkan.
Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = f (K, L, R, T)
Q = jumlah output (hasil produksi)
K = modal (kapital)
L = tenaga kerja (labor)
R = kekayaan akan (raw material)
T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi
B. Produksi Dengan Satu Input Variabel
Teori
produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output
yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut.
Dalam
analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua
faktor produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi
produksi dengan satu input variabel : Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing Return”.
Hukum
hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing return)
menyatakan : bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah
sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut
semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan
menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia
mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.
Tabel
1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel
dimana dimisalkan Y input faktor produksi modal (kapital) dan X
merupakan input faktor produksi variabel tenaga kerja. Dalam Tabel 1.
Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal
tertentu misalnya Y = 2 (artinya Y konstan), dan input variabel tenaga
kerja/labor X.
• Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
Rumus : MP = ∆TP/∆L
• Produksi rata-rata
produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja
Rumus : AP =TP/L
Hubungan
antara Total Product (TP), Marginal Product (MP) dan Average Product
(AP) dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut ini :
Kurva Total Product dan Marginal Product
Fungsi
produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada
hukum “the law of deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu macam
input penggunaannya terus ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input
yang lain konstan, pada mulanya Total Product akan semakin besar
pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu “produksi
tambahan” semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total
product semakin lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai
tingkat maksimum. Bila penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya
akan menjadi negatif dan TP-nya.
A. Tahap- Tahap Produksi
Pada
hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara
tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan menjadi 3 tahap :
(1)Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Tahap
ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total
product dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini
AP=MP (marginal product).
(2) Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
(3) Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun.
Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.
· Inflection point (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai berubahan.
· Faktor
produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang
jumlahnya tidak dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output.
Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.
· Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah output yang dihasilkan.
B. Tahap Produksi Paling Efisien
1) Tahap
I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L)
masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata
(average product, AP) naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan
asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan naiknya produksi
rata-rata (cost of production per-unit) akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output).
Dalam
pasar persaingan sempurna (perfect competition), produsen tidak akan
pernah beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun,
hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa
tahap I ini “efisiensi produksi” belum maksimal.
2) Tahap
III meliputi daerah dimana produksi marginal (marginal product, MP)
negatif. Pada tahap III ini penggunaan input tenaga kerja (L) sudah
terlalu banyak, sehingga produksi total (total product, TP) justru akan
menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar,
karena MP negatif (efisiensi produksi telah melampaui kondisi maksimal).
3) Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa “efisiensi produksi maksimal” terjadi pada tahap II.
10.2 Teori produksi dengan dua input variable
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Pengertian Teori Produksi
Bagi
kebanyakan manajer perusahaan, persoalan produksi yang dihadapi adalah
bagaimana memproduksi suatu produk dengan komposisi yang paling
menguntungkan Baik komposisi input yang dipergunakan maupun komposisi
jenis produk yang akan dihasilkan. Untuk memaksimumkan profit, para
manajer perusahaan harus berorientasi pada usaha memproduksi secara
efisien dengan beban biaya minimal.
Hal
ini diartikan sebagai upaya untuk secara terus menerus mencari dan
menemukan metode rekayasa memproduksi serta membandingkan metode yang
dipakai dengan metode yang sudah pernah digunakan oleh perusahaan sebelumnya.Dari perbandingan tersebut dipilih suatu metode yang merupakan terbaik, dengan menghasilkan keuntungan tertinggi bagi perusahaan.
Pada
teori produksi yang biasa dibahas dalam kebanyakan literatur ekonomi
manajerial terdapat berbagai macam metode pendekatan. Pendekatan yang
pertama ialah pendekatan yang menggunakan satu variabel input.
Pendekatan kedua dikenal sebagai pendekatan dua variabel input dan
pendekatan ketiga adalah dengan pendekatan biaya total.
Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Teori
produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja (L) dan modal
(K). Digunakan dalam jangka pendek, dengan asumsi bahwa input K
merupakan input tetap, sehingga jumlah output yang dihasilkan hanya
tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan. Teori produksi
dua input variabel hanya memperhitungkan dua macam input, dimana kerdua
macam input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam
produksi. Artinya jika input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka
akan dapat digantikan perannya dengan ditambahkan atau dikurangi input
yang lain.
Misalnya
kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara
tenaga kerja dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam
melaksanakan fungsi produksi. Kalau tenaga kerja ingin ditambah maka
konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika tenaga kerja
yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai
penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.
Pengertian Isoquant
Kurva isoquant adalah suatu kurva (garis) yang menghubungkan
titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama
jumlahnya. Kurva isoquant menunjukkan suatu tingkat output tertentu
makin tinggi kurva isoquant menunjukkan tingkat output yang makin besar
pula. Sedangkan berbagai kumpulan (himpunan) kurva isoquant yang mungkin
dapat dicapai oleh produsen disebut “petakurva isoquant” (isoquant
curve map). Karakteristiknya antara lain:
1. Memiliki slope negative
2. Cembung ke arah titik pusat sumbu
3. Dua atau lebih kurva isoquant tidak akansaling berpotongan
4. Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin tinggi
pula.
Pengertian Isocost
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana
diketahui bahwa isoquant merupakan berbagai alternatif penggunaan input
untuk manghasilkan output yang sama jumlahnya. Namun sampai di situ
masalah pemilihan berapa komposisi jumlah input yang akan ditentukan
belum bisa dipastikan. Sebab isoquanthanya membahas berbagai alternatif
dan kondisi objektif dari sifat kemampuan alamiah dari dua input yang
dipergunakan menghasilkan output. Karena pada alternatif mana saja
sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan
sama. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang diartikan
sebagai komposisi input atau kombinasi dua macam input yang akan
dipergunakan untuk menghasilkan output yang mampu dibiayai oleh
perusahaan.
Keseimbangan Produsen
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan, apabila dengan
sejumlah pengeluaran (biaya) tertentu dapat menghasilkan output yang
maksimal, atau dengan kata lain untuk menghasilkan sejumlah output
tertentu diperlukan biaya minimal.
Dengan menggabungkan kurva isoquant dengan isocost dapat dia nalisa
keseimbangan produsen. Keseimbangan produsen ini terkait dengan
penggunaan input optimal. Penggunaan input optimal dapat dibedakan
analisanya berupa maksimasi output dan minimasi biaya. Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva isocost bersinggungan dengan isoquant.
10.3 Teori produksi Cobb-Douglas
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi
ini sering disebut fungsi produksi eksponensial. Bentuk umumnya juga
sama, yakni Y = f (Xi) atau dapat ditulis dalam bentuk spesifik Y = aXb,
dimana Y adalah variabel yang dijelaskan, X adalah variabel yang
menjelaskan, dan a dan b adalah parameter yang diduga.
Kelebihan
Cobb- Douglas ini adalah pada pangkat menunjukan pangkat elastisitas
produksi. Sedangkan kelemahannya adalah dalam interpretasi perlu
dilinierkan dengan proses logaritma atau sering disebut dengan double
log; log Y = log a + b log X.
Dari empat bentuk fungsi produksi ini masih banyak bentuk fungsi lainnya seperti fungsi produksi berikut ini :
1. Constant Elasticity of Substitutions (CES) ; Y = [ò K-p + ( 1 – ò) L-p]-1/p
2. Transendental; Y AK1b1 ec1x1 x2b2 ec2x2 + u
3. Translog; log Y = log b0 + b1 logX1 + b2 logX2 + b3 (logX1 logX2) + u
4. Semi log; Y = b0 + b1 + b2 logX2
5. Log Invers atau log linier; log Y = b0 + b1 X1 + b2 X2
Teori dasar pendekatan Cobb Douglas
Beberapa
fungsi produktivitas dalam suatu perusahaan sangatlah berperan penting
dalam pengembangan produktivitas. Terutama untuk menunjang proses
produksi sehingga dapat memberikan beberapa peluang yang diharapkan.
Dalam dunia ekonomi, pendekatan Cobb-Douglas merupakan bentuk fungsional
dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan
output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926),
dan diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobbdan Paul Douglas di
1900-1928.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan rumus :
Y = AL α K β , Y = K α β AL,
Dimana:
· Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
· L = tenaga kerja input
· K = modal input
· A = produktivitas faktor total
· α
dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal,
masing-masing. Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang
tersedia.
Output
elastisitas mengukur respons output oleh perubahan tingkat baik tenaga
kerja atau modal yang digunakan dalam produksi, ceteris paribus. Sebagai
contoh jika α = 0,15, peningkatan 1% tenaga kerja akan mengakibatkan
kenaikan sekitar 0,15% pada output.
Selanjutnya, jika:
α + β = 1, α + β = 1,
Fungsi
produksi memiliki skala hasil konstan .Artinya, jika L dan K
masing-masing meningkat sebesar 20%, kenaikan Y sebesar 20%.Jika :
α + β < 1, α + β <1,
Kembali ke skala yang menurun, dan jika :
α + β > 1 α + β> 1
kembali
ke skala yang meningkat. Dengan asumsi persaingan sempurna dan α + β =
1, α dan β dapat ditunjukkan untuk menjadi tenaga kerja dan modal pangsa
output.
Cobb
dan Douglas dipengaruhi oleh bukti statistik yang muncul untuk
menunjukkan bahwa tenaga kerja dan modal saham dari total output yang
konstan dari waktu ke waktu di negara maju, mereka menjelaskan hal ini
dengan statistik fitting -kuadrat regresi fungsi produksi mereka. Saat
ini sudah ada keraguan mengenai apakah keteguhan dari waktu ke waktu
ada.
Pengukuran Produktivitas dengan Pendekatan Cobb-Douglas
Sebelum
melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu
harus dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari
sistem itu dan sumber daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam
proses sistem tersebut untuk menghasilkan output.
Salah
satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah
pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu
suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih,
variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain
disebut variabel dependent (X).
Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah
penerapannya.
2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil
(return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3. Koefisien-koefisien
fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas
produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk
dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4. Koefisien
intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi
produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi
penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang
dikaji
Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
1. Spesifikasi
variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang
negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
2. Kesalahan
pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang
dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan
pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
3. Dalam
praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk
meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit
diukur dan dipakai dalam variabel independentdalam pendugaan fungsi
produksi Cobb-Douglas.
Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah:
Q = δ.I α
Keterangan: Q = Output
I = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji
δ = indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput
α = elastisitas produksi dari input yang digunakan
Berikut beberapa analisa mengenai pendekatan cobb douglas :
1. Mentransformasi Persamaan Regresi Linier
Sebelum
data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut, data-data yang diperoleh
harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural
(Ln). Kemudian data-data dalam bentuk Logaritma Natural tersebut diolah
kembali untuk mendapatkan persamaan regresi Y = a + bX, atau
dikembalikan pada variabel aslinya dengan Y = Ln Q dan X = Ln I. Maka
persamaan regresi menjadi Ln Q = a + b(Ln I). Selanjutnya regresi linier
tersebut ditransformasikan ke dalam fungsi produksi Cobb-Douglas,
dengan langkah:
Ln Q = a + b(Ln I)
Ln Q = a + Ln Ib
Ln Q – Ln Ib = a
Q = eaIb
Dengan demikian persamaan Cobb-Douglas telah didapat dengan eamerupakan indeks efisiensi dari proses transformasi, serta a dan b merupakan elastisitas produksi dari input yang digunakan
2. Analisa Efisiensi Proses Produksi
Efisiensi
merupakan penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
jumlah produksi sebesar-besarnya tanpa melupakan kualitas dari produk
yang dihasilkan. Efisiensi proses produksi dapat dilihat dari koefisien
intersep fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu:
Indeks efisiensi = ea
Keterangan: e = 2,71828
a = koefisien intersep persamaan regresi
Indeks
efisiensi akan didapat dari perhitungan, dengan semakin tinggi indeks
efisiensi produksi berarti proses
transformasi input menjadi outputmenjadi semakin efisien. Selain indeks
efisiensi, rasio efisiensi juga akan didapat dari perhitungan. Rasio
efisiensi menunjukkan perbandingan kemampuan menghasilkan output dengan
memakai input yang tersedia.
3. Return to Scale
Berdasarkan
persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang
mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala (Browning dan
Browning, 1989).
1. Jika
kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang
proporsional dalam output (εp = 1), maka tingkat pengembalian terhadap
skala konstan (constant returns to scale).
2. Jika
kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar
daripada kenaikan dalam input (εp > 1), maka tingkat pengembalian
terhadap skala meningkat (increasing returns to scale).
3. Jika
kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (εp < 1),
maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to
scale).
4. Elastisitas Produksi ParsialElastisitas
produksi parsial berkenaan dengan input tertentu merupakan ukuran
perubahan proporsional pada input-nya ketika inputlainnya konstan.
Sebelum elastisitas produksi parsial dapat dihitung, terlebih dahulu
dicari nilai Total Physical Product, Average Physical
Product, dan Marginal Physical Product.
Total Physical Product (TPP)
dianggap sebagai hubungan teknis antara satu variabel faktor produksi
(input) dan output dapat ditunjukkan oleh suatu fungsi produksi yang
secara matematis dapat ditulis (Sudarman, 1989) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar