Sabtu, 30 Agustus 2014

MPC dan MPS, APC dan APS

Hubungan Erat Antara MPC Dengan MPS & APC Dengan APS Pada Fungsi C dan S serta Kaitannya Dengan Y

V. Hubungan Erat Antara MPC Dengan MPS & APC Dengan APS.
  1. Baca dahulu.
  2. Bilamana merasa cocok :
  • Copy   :    Blok --- > Copy Paste dan cantumkan Sumber Pengambilannya.
  • Download dalam  PDF-Belum Ada
  • Prin-Belum Ada.
NOMOR
MUATAN   PEMBAHASAN   MATERI

KETERANGAN
1. 
Bukti-Bukti :
Ingat konsep :
a. Y = C + S

Misalnya :
Soal :
C Rp 7.00,00, S Rp  300,00, berapakah Nilai Y ?
Jawab :
Y =  C + S  = 700 + 3.00
Y = 1.000
Jadi  Y = Rp 1.000,00.

b.  C = Y - S
Soal :
Y Rp 1.000,00 dan S Rp 300,00, berapakah Nilai C ?
Jawab :
C = 1.000 - 300
C = 700
Jadi C = Rp 700,00.

c. S = Y - C
 Soal :
Y Rp 1.000,00 dan C Rp 700,00, berapakah Nilai S ?


Jawab :
S = Y - C
S = 1.000 - 700
S = 300
Jadi S = Rp 300,00
 2.
Ingat konsep :
a. ∆ Y = ∆ C + ∆ S, misalnya :
    Yo Rp 1.000,00
    Y1 Rp 2.000,00  -
    ∆ Y Rp 1.000,00
 b. ∆ C = ∆ Y - ∆ S, misalnya :
     Co  Rp     700,00
     C1  Rp  1.500,00  -
    ∆ C  Rp    800,00

 c. ∆ S = ∆ Y - ∆ C, misalnya :
     So  Rp 300,00
     S1  Rp 500,00  -
     ∆ S Rp 200,00

Dalam  konsep Delta tidak mengenal Angka Negatif (-), sebab menekankan Jumlah Angka Perubahannya, sehingga selalu Positif  (-).

Karena itu, ingat kembali Konsep Perhitungan Elastisitas Permintaan dan Penawaran yang tidak mengenal Angka Negatif (-) alias selalu Angka Positif (+), sebab yang ditekankan Angka Perubahannya
3.
MPC dan MPS
Perhatikan no. 2 di atas :
a. ∆ Y  Rp 1.000,00
b. ∆ C  Rp    800,00
c. ∆ S  Rp    200,00

Soal  1:
Berapakah Nilai :
a. MPC ?
b. MPS ?
Jawab :
a. MPC =  ∆ C  =     800   =  0,8

                 ∆ Y       1.000

b. MPS =  ∆ S  =  200      =  0,2

                 ∆ Y      1.000 

Soal 2 :
Bilamana  ∆ Y  Rp 1.000,00 dan MPC 0,8, berapakah Nilai  ∆ C ?

Jawab :
∆ C =  ∆ Y  x  MPC = 1.000 x 0,8 = 800
Jadi  ∆ C sebesar Rp 800,00.

Soal 3 :
Bilamana ∆ Y  Rp 1.000,00 dan MPS 0,2, berapakah Nilai  ∆ S ?


Jawab :
∆ S = ∆ Y  x  MPS  =  1.000 x 0,2  =  200
Jadi  ∆ S sebesar Rp 200,00.

Soal 4 :
Nilai maksimal Koefisien 1 dan MPC 0,8, hitunglah :
a. MPS !
b. MPC saat MPS 0,2 !

Jawab:
a. MPS = 1 - MPC = 1 - 0,8.
    Jadi MPS sebesar 0,2.
b. MPC saat MPS 0,2
    MPC = 1 - MPS = 0,8.
    Jadi MPC sebesar 0,8.
c. MPC + MPS = 0,8 + 0,2 = 1.


4.
Koefisien Y
a.  Dilambangkan dengan bY.
b.  Nilai Maksimal Koefisien Y sebesar 1.
c. Angka 1 diperoleh dari MPC + MPS.
d. Jadi MPC + MPS selalu menghasilkan Angka 1.
    Misalnya :  MPC (0,8) + MPS (0,2)  =  1
e. Kecenderungannya MPC > MPS. Mengapa ?
    * Terbatasnya Y
    * Mayoritas Y dialokasikan untuk Kegiatan C.
    * C lebih dibutuhkan daripada S.
    * S yang ada bisa dihabisi untuk C.
f. Koefisien akan membentuk Slope dalam Grafik.
g.Contoh 1 :

Y = 100 + 0,8 Y
Keterangan : 

Y = Nilai Pendapatan Nasional yang dicari pada saat Y belum berubah (Yo)


100  = Nilai Konstanta saat Yo maupun ketika nanti berubah (Y1, Y2,Y3, dst.). Nilainya tetap 100 yang di dalam Grafik terletak pada Sumbu Vertikal di Atas Angka 0 dan merupakan titik awal untuk menarik Gurus menuju Titik BEP@45 derajat (Atas-Bawah) mengikuti Koefisiennya dan besarnya Y yang bisa berubah Naik Turun dari tahun ke tahun.


0,8 Y = Nilai MPC yang merupakan Koefisien dari Y pada saat Yo atau Y mengalami perubahan Y1, Y2, Y3, dst.
h. Contoh 2 :
Bilamana Y = 100 + 0,8Y, maka dilihat dari sudut MPS, maka Persamaan Snya adalah :
Y = -100 + (1-b)Y
   = -100 + (1-MPC)Y
   = -100 + (1-0,8)Y
   =-100 + 0,2Y
Jadi Y = -100 + 0,2Y



Keterangan :
Y = Nilai Pendapatan Nasional yang dicari pada saat Y belum berubah (Yo)


-100  = Nilai Konstanta saat Yo maupun ketika nanti berubah (Y1, Y2,Y3, dst.). Nilainya tetap -100 yang di dalam Grafik terletak pada Sumbu Vertikal di Bawah Angka 0 dan merupakan titik awal untuk menarik Gurus Lurus menuju Titik Bagian Bawah BEP@45 derajat (Bawah) yang berada pada Sumbu Horisontal  dengan mengikuti Koefisiennya dan besarnya Y yang bisa berubah Naik Turun dari tahun ke tahun.
0,2 Y = Nilai MPS yang merupakan Koefisien dari Y pada saat Yo atau Y mengalami perubahan Y1, Y2, Y3, dst.
Apa yang dicontohkan secara jelas akan lebih mudah dipahami di saat LATIHAN SOAL NANTI.
5.
 APSn = Sn/Yn
Perhatikan lagi Data No. 1 dan 2 di atas !

Sn = besarnya S pada Yn yakni Rp 300,00 dan Rp 500,00.
Yn = besarnya Y pada n yakni Rp 1.000,00 dan  Rp 2.000,00.

Bilamana :

So 300 dan Yo 1.000, maka Nilai APSn sebesar :
So/Yo  300/1.000  = 0,3.

S1 500 dan Y1 2.000, maka APSn sebesar :
S1/Y1 = 500/2.000 = 0,25.

Sn = Yn  x  APSn
     = 2.000  x  0,25
     = 500
Jadi Sn sebesar Rp 500,00.

Selanjutnya bisa dihitung juga :

Yn = Sn/APSn
      = 500/0,25
      = 2.000
Jadi Yn sebesar Rp 2.000,00.

Kembalikan lagi :

APSn = Sn/Yn
          = 500/2000
          = 0,25.                                  
      

6.
APCn = Cn/Yn
7.
Asal Terbentuknya Formula  1 = MPC + MPS
8.
Asal Terbentuknya Formula 1 = APCn + APSn
9.
Kesimpulan :

Melalui Persamaan fY = fC + fS ; fC = a + bY dan fS = -a + (1 - b)Y dan Hubungan MPC dengan MPS, APCn dengan APSn, maka dapat disimpulkan bahwasanya,"Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan, keduanya amat bergantung pada Nilai Tingkat Y yakni bilamana Y Naik, maka C dan S juga ikut Naik.
10.
Contoh Tabel Perhitungan Interdepensi Y = C + S; C = a + bY dan S = -a + (1 -b)Y
a. Menghitung Nilai Fungsi C = a + bY.
b. Menghitung Nilai Fungsi S = -a + (1 - b)Y.
c. Menggambar Kurva/Grafik Y, C, S.

Tabelnya ditayangkan dalam Bentuk .PNG karena itu, bilamana :
1. Memperbesar Gambar, Klik Kiri 1xTabelnya.
2. Kurang besar, gunakan Ctrl + Scroll Mouse.

Silahkan Klik Di Sini ... !
11.
Contoh-Contoh Soal Fungsi Y, C, S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar